Bila orang di luar biara atau terlebih-lebih orang muda bertanya tentang tahap apa seorang calon sebelum memasuki novisiat, yang dimaksud sebenarnya ialah tahap aspiran dan pre novisiat. Sebagai seorang imam baru (saya ditahbiskan tahun 2019), saya mendapat perutusan untuk mendampingi para calon SDB pada tahap atau tingkat pre novisiat.
Pre novisiat SDB dilaksanakan paling kurang enam bulan dan menjadi bagian pelayanan Komunitas Salesian di Sumba Barat Daya, di provinsi NTT. Tahun 2021 ini pre novisiat SDB ini memiliki 4 orang pre novis. Mereka semua orang-orang muda dengan usianya sekitar 18-20 tahun. Mereka masih muda-muda dan yang penting semangatnya memang muda.
Mereka semua berasal dari provinsi NTT. Satu pre novis berasal dari Kupang, satu orang dari Soe (Kabupaten Timor Tengah Selatan), dan ada dua orang berasal dari Pulau Flores, yaitu Kabupaten Ende dan Kabupaten Ngada. Pendidikan terakhir mereka ialah SMA dan SMK, yaitu SMA Negeri 4 Kupang, SMA Seminari Oepoi Kupang, SMA Seminari Mataloko, dan SMK Don Bosco Sumba.
Mengapa tidak ada yang datang dari provinsi lain di Indonesia? Pertanyaan ini mesti dijawab bukan dengan mencari-cari alasannya, tetapi dengan menyebarkan undangan dan promosi kepada orang-orang muda. Kiranya para calon dari wilayah lain di tanah air Indonesia dapat membaca dan mendengar undangan ini, kemudian merelakan diri untuk masuk ke dalam Kongregasi SDB (Salesian Don Bosco).
Dalam pelayanan kami mendampingi mereka, pelajaran-pelajaran utama yang diberikan kepada para pre novis ialah seperti konferensi tentang panggilan membiara dan kehidupan Salesian, Salesianitas, Kerasulan orang muda, Katekese.
Kami memperkuat pelajaran-pelajaran yang mereka terima di dalam kelas dengan mendampingi mereka bertumbuh dalam kehidupan biara sehari-hari, seperti dalam kegiatan-kegiatan rutin doa komunitas, kerja, asistensi asrama, oratori dan animasi kegiatan komunitas.
Kami sungguh menyadari bahwa perutusan sebagai pendamping dan pembimbing para calon (pre novis) adalah sebuah tugas yang tidak gampang. Ini adalah tugas yang besar dan penting, karena kami ikut memastikan bahwa mereka adalah para calon Salesian, bukan tarekat lain atau untuk keuskupan tertentu. Yang membuat kami merasa bangga dan puas dengan tugas ini ialah bahwa kami dapat menyentuh panggilan masing-masing calon.
Bersentuhan langsung dengan setiap dari mereka yang belajar memastikan panggilan hidupnya adalah suatu pengalaman perutusan yang istimewa bagi kami. Kami membagi pengetahuan dan pengalaman kami sendiri sebagai biarawan Salesian, sehingga mereka dapat memperoleh sebuah gambaran bahwa dalam menekuni panggilan Salesian, seseorang harus mengikuti suatu proses pembinaan yang teratur bergaya Salesian dan membutuhkan pengorbanan diri.
Melalui perutusan ini, kami juga mempunyai kesempatan untuk merenungkan kembali panggilan kami sendiri, dan dapat membina diri sendiri untuk sampai pada suatu profil biarawan dan iman Salesian yang berkomitmen untuk mengabdikan diri kepada keselamatan orang-orang muda. (Laporan dari Pastor Ignasius “Igan” Harianto, SDB, dari Komunitas SDB di Sumba Barat Daya, NTT)
Panggilan muncul dr hatimu sendiri akan tumbuh dan berkembang sesuai prosesnya.Pada saatnya akan berbuah lebat.Aminkan
Terima kasih Tresia, memang panggilan seperti. Doakan dan dukung panggilan SDB ya.
DIDOAKAN SEMOGA YANG DARI SO’E SUNGGUH MENJADI DOMINIKUS SAVIO UNTUK KAMI YANG LAIN DALAM MENAPAKI PANGGILAN SALESIAN